Entri Populer

Waspadai Menopause pada Pria!!!

Selasa, 27 April 2010

text TEXT SIZE :  


Share
Enz0 Gokilz

Waspadai menopause pada pria (Foto: Admin Enz0) 
 
TESTOSTERONE Deficiency Syndrome (TDS) atau dikenal dengan istilah menopause bagi kaum pria, tak hanya menggoncangkan kehidupan seks pasangan suami istri. Namun, juga berdampak pada kepercayaan diri kaum adam. 

TDS disebabkan saat testis yang menghasilkan testosteron tidak berfungsi normal, atau jika produksi hormon dalam tubuh umumnya tidak seimbang. Testosteron tidak hanya penting bagi vitalitas dan dorongan seks pria, tetapi testosteron juga penting untuk mempertahankan kekuatan otot, kesehatan tulang, mood yang positif, dan tingkat energi.

Testosteron yang terlalu sedikit dapat menyebabkan kenaikan berat badan, rambut rontok, wajah, tubuh, dan sakit sendi. Testosteron rendah juga menyebabkan tubuh terasa panas, namun dokter tidak yakin terhadap alasannya. Begitu berdasarkan berita yang dilansir dari Dailymail, Selasa (27/4/2010).

Meski dapat terjadi pada usia berapa pun, TDS terutama memengaruhi orangtua. Sebuah studi di University of Sheffield menunjukkan, 10 persen pria di atas usia 50 tahun terjangkit (orang-orang dengan penyakit jantung dan diabetes tipe 2, angka ini 17 persen) beberapa perkiraan bahwa 840.000 orang di Inggris menderita karenanya.

"Bahkan, menopause pria adalah sedikit kekeliruan," kata Hugh Jones, dosen andrologi di Universitas Sheffield, salah satu ahli terkemuka di Inggris.

Hal ini semata-mata karena tidak semua pria akan menopause (tidak seperti menopause yang dialami wanita.) Apapun labelnya, Profesor Jones merupakan salah satu dari sejumlah ahli yang percaya bahwa sangat penting untuk mengobati testosteron rendah. Pasalnya, ini berhubungan dengan kesehatan pria.

Sebuah studi 2007 yang dihelat Fakultas Kedokteran, Universitas California San Diego menemukan, pria dengan kadar testosteron rendah lebih mungkin mati cepat karena banyak sebab. Ini mungkin disebabkan testosteron rendah menyebabkan orang mendapatkan berat badan pada usia pertengahan, yang kemungkinan meningkatkan risiko terkena diabetes. Dengan kata lain, menyebabkan risiko penyakit kardiovaskular meningkat.

"Masalah testosteron membuat setiap orang hanya berpikir itu adalah hormon seks, tetapi sebenarnya memengaruhi organ tubuh lainnya juga," kata Profesor Jones.

Jones menyiratkan bahwa penelitian menunjukkan testosteron dapat meningkatkan kemampuan tubuh untuk menghilangkan kadar gula berlebihan, menurunkan setengah berat badan, meningkatkan suasana hati mengontrol diabetes, sehingga memiliki manfaat bagi jantung.

Keprihatinan utama lainnya yang disebabkan menopause membuat pria berpotensi menghancurkan sebuah hubungan.

"Pria dengan TDS tidak dapat diganggu dan tidak memiliki ketertarikan sama sekali pada seks," jelas profesor endokrinologi dan diabetes di Rumah Sakit St George's, London, Dr Leighton Seal.

Ada banyak wanita yang menderita akibat penolakan bercinta dari pasangannya. Para wanita tersebut juga percaya bahwa pasangan mereka tidak lagi mencintai mereka. Padahal kenyataannya, pasangannya benar-benar menderita TDS.

Penasihat hubungan serta seks dari Saga magazine, Mary Clegg mengatakan, "Pria dengan TDS bukan suatu hal  yang klasik yang menghampiri pada usia-usia krisis. Ini adalah tentang takut dari sebuah kedewasaan, bukan perubahan fisiologis."

Setelah usia 30 tahun, sebanyak satu persen kadar testosteron turun secara alami, per tahun. Beberapa dokter berpendapat, penurunan testosteron hanya bagian normal dari penuaan dan tidak memerlukan pengobatan hormon jangka panjang. 

"Adapun manfaat jangka pendek memberikan perawatan pada beberapa pria dengan testosteron rendah, seperti perbaikan kesejahteraan dan kinerja seksual. Namun penggunaan terapi penggantian testosteron (TRT) masih memerlukan studi jangka panjang yang bagus," kata Pierre Marc Bouloux, profesor endokrinologi di Royal Free Hospital, London.

Meski begitu, tidak semua pria dapat terjangkit TDS. Pasalnya, beberapa pria memiliki risiko yang rendah. Gaya hidup seperti obesitas, atau kurang olahraga menjadi pemicu seorang pria berpotensi menderita menopause.

Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih atas partisipasinya