Entri Populer

Kerangka Dasar Teori Ilmu

Jumat, 11 Juni 2010

Kerangka Dasar Teori Ilmu

1. Pengertian Metode Ilmiah
Metode ilmiah merupakan suatu prosedur yang mencakup berbagai tindakan pikiran, pola kerja, cara teknis, dan tata langkah untuk memperoleh pengetahuan baru/ pengembangan pengetahuan yang telah ada. Metode berasal dari bahasa Yunani, Meta yang berarti sesudah dan hodos yang berarti jalan. Metode adalah langkah-langkah yang diambil menurut urutan tertentu, untuk mencapai pengetahuan yang benar, yaitu sesuatu tatacara, teknik, atau jalan yang telah dirancang dan dipakai dalam proses memperoleh pengetahuan jenis apapun, baik pengetahaun humanistik,dan historis, ataupun pengetahuan filsafat dan ilmiah (Bakker, 1988). Van Melsen(1986) mengemukakan bahwa setiap ilmu mempunyai metode berlainan untuk menyelidiki, melukiskan, mengerti realitas.

2. Kriteria Metode Ilmiah
Supaya suatu metode yang digunakan dalam penelitian disebut metode ilmiah, maka metode tersebut harus mempunyai kriteria sebagai berikut:
a)Berdasarkan fakta
b)Bebas dari prasangka (bias)
c)Menggunakan prinsip-prinsip analisa
d)Menggunakan hipotesa
e)Menggunakah ukuran objektif
f)Menggunakan teknik kuantifikasi

3. Penelitian Ilmiah
Salah satu hal yang penting dalam dunia ilmu adalah penelitian (research). Research berasal dari kata re yang berarti kembali dan search yang berarti mencari, sehingga research atau penelitian dapat didefinisikan sebagai suatu usaha untuk mengembangkan dan mengkaji kebenaran suatu pengetahuan. Suatu penelitian harus memenuhi beberapa karakteristik untuk dapat dikatakan sebagai penelitian ilmiah. Umumnya ada empat karakteristik penelitian ilmiah, yaitu :
a)Sistematik.
b) Logis.
c)Empirik.
d)Replikatif

2. Arti Kebenaran
Kata "kebenaran" dapat digunakan sebagai suatu kata benda yang konkret maupun abstrak (Abbas Hamami, 1983). Jika subjek hendak menuturkan kebenaran artinya adalah proposisi yang benar. Proposisi maksudnya adalah makna yang dikandung dalam suatu pernyataan atau statement. Apabila subjek menyatakan kebenaran bahwa proposisi yang diuji itu pasti memiliki kualitas, sifat atau karakteristik, hubungan, dan nilai. Hal yang demikian itu karena kebenaran tidak dapat begitu saja terlepas dari kualitas, sifat, hubungan, dan nilai itu sendiri. Adanya pelbagai macam kategori sebagaimana tersebut di atas, maka tidaklah berlebihan jika pada saatnya setiap subjek yang memiliki pengetahuan akan memiliki persepsi dan pengertian yang amat berbeda satu dengan lainnya.

2. Teori-teori Kebenaran
Dalam perkembangannya teori-teori kebenaran selalu berbanding sama dengan teori-teori pengetahuan. Teori-teori yang terlembaga antara lain adalah :
a)Teori Kebenaran Korespondensi
b)Teori Kebenaran Koherensi
c)Teori Kebenaran Pragmatis
d)Teori Kebenaran Performatif
e)Teori Kebenaran Sintaksis
f)Teori Kebenaran Semantis
g)Proposisi
h)Kebenaran Struktural Paradigmatik

3. Sifat Kebenaran Ilmiah
Kebenaran ilmiah muncul dari hasil penelitian ilmiah. Artinya suatu kebenaran tidak mungkin muncul tanpa adanya prosedur baku yang dilaluinya. Prosedur baku yang harus dilalui itu adalah tahap-tahap untuk memperoleh pengetahuan ilmiah --yang pada hakikatnya berupa teori-- melalui metodologi ilmiah yang telah baku sesuai dengan sifat dasar ilmu. Maksudnya adalah bahwa setiap ilmu secara tegas menetapkan jenis objek secara ketat apakah objek itu berupa hal konkret atau abstrak. Pembicaraan tentang objek secara rinci telah dijelaskan di muka. Selain itu juga, ilmu menetapkan langkah-langkah ilmiah sesuai dengan objek yang dihadapinya itu.

4. Kelemahan dan Kelebihan Berfikir Ilmiah
Berpikir bisa dikatakan merupakan suatu aktivitas yang sangat penting. Karena tanpanya, manusia akan berada dalam suasana yang gelap dan hampa. Manusia tidak akan mampu mengenal lingkungan tempat dia tinggal, siapa pencipta alam jagad raya ini, bahkan ia pun tidak akan mampu mengenal dirinya dan hakikat keberadaannya di dunia tanpa melalui sebuah aktivitas berpikir.

Terlepas dari hal itu, berfikir ilmiah tetap mengandung kelemahan-kelemahan. Kelemahan metode ilmiah dapat kita lihat dari segi cakupan atau jangkauan dari kajiannya, asumsi yang melandasinya, dan kesimpulannya bersifat relatif. Dengan penjelasan sebagai berikut:
a)Metode ilmiah tidak dapat digunakan kecuali pada pengkajian objek-objek material yang dapat di indera.
b)Metode ilmiah mengasumsikan adanya penghapusan seluruh informasi sebelumnya tentang objek yang akan dikaji, dan mengabaikan keberadaannya. Kesimpulan yang didapat ini adalah bersifat spekulatif atau tidak pasti (dugaan).

5. Kesimpulan
Uraian dan ulasan mengenai berbagai teori kebenaran di atas telah menunjukkan kelebihan dan kekurangan dari berbagai teori kebenaran. Teori Kebenaran Korespondensi sesuai dengan fakta dan empiris kumpulan fakta-fakta, Koherensi bersifat rasional dan Positivistik mengabaikan hal-hal non fisik, Pragmatis fungsional-praktis tidak ada kebenaran mutlak.
Segala hal bersifat keilmuan(ilmiah) senantiasa diidentikkan dengan sains, sehingga metode yang digunakan dalam menentukan keilmuan cenderung bersifat menyempit. Padahal realita yang didahadapi tidak selalu berhubungan dengan sains.
Apapun cara yang dipakai untuk menemukan kebenaran tergantung dengan apa yang diteliti untuk dicari kebenarannya. Karena setiap bagian dari ilmu yang diteliti mempunyai batasan-batasan dan cara yang berbeda untuk membuktikan kebenarannya.
Semoga dengan kebenaran yang didapatkan dengan metode ilmiah ini dapat memberikan manfaat yang nyata bagi kelangsungan hidup manusia dan menjaga kelestarian alam sehingga kehidupan berjalan selaras dengan kebenaran yang muncul dari metode-metode tersebut.

Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih atas partisipasinya