Wacana Filsafat Ilmu
Sub BAB II
A.Refleksi Teknologi Informasi Dulu
Medan (ANTARA News) - Menteri Agama menyatakan bahwa perkembangan teknologi
informasi yang semakin agresif dewasa ini, merupakan tantangan bagi semua elemen
baik tokoh-tokoh agama maupun orangtua dalam mendidik anak. "Kekuatan informasi melalui teknologi yang modern dan canggih, selain untuk dipergunakan bagi kepentingan yang positif, tidak sedikit juga dipergunakan untuk kepentingan yang negatif," kata Suryadharma Ali saat membuka Tabligh Akbar dan Harlah Al-Ittihadiyah di Medan, Sumatra Utara, Minggu. Ia mengatakan, informasi dari belahan dunia mana pun dengan isi segala materinya sangat mudah menyebar dan merasuk keruang-ruang kesadaran masyarakat melalui kemajuan teknologi informasi.
Nilai- nilai yang dulu dianggap sakral, kini mulai bergeser menjadi hal yang dianggap tidak memiliki makna lagi. Dengan teknologi informasi siapa pun bias menjadi berita dan siapa pun dapat menyerapnya tanpa filter dan saringan yang memadai.
Sebagai contoh nyata, perkembangan jejaring sosial di Internet seperti facebook
dan Twitter tanpa disadari telah membentuk budaya hidup baru. Tentunya fenomena
ini mengandung manfaat seperti jaringan silaturahmi dan menyebarkan nilai-nilai
positif lainnya. Namun tidak dapat dipungkiri juga bahwa hal tersebut juga membentuk sikap dan
prilaku negatif masyarakat.
B. Refleksi Teknologi Informasi Kini
Dukungan Internet
Sudah tentu, yang paling bertanggung jawab atas pesatnya dunia IT adalah perkembangan internet yang begitu cepat. Hadirnya internet membuat segalanya serba cepat. Masyarakat yang membutuhkan informasi-informasi mengenai bisnis, pendidikan, komersial hingga hiburan kini dimudahkan dengan internet.
Aktivitas-aktivitas manual yang dahulu di-cover oleh jasa telekomunikasi seperti transaksi bisnis, pembayaran uang pendidikan, pembelian jarak jauh serta pengajaran jarak jauh dan lainnya saat ini telah beralih menggunakan internet. Hal ini kemudian memunculkan berbagai istilah seperti e-commerce, tele-shopping, e-learning, e-banking, e-business, EDI, video conference, video on demand, multimedia dan e-govemment. Internet memang memberikan akselerasi yang luar biasa terhadap konvergensi antara jasa telekomunikasi dan jasa teknologi informasi atau IT services. Pada akhirnya, konvergensi antara layanan telekomunikasi dan IT telah memunculkan beragam layanan yang tentunya dibutuhkan masyarakat. Bentuk layanan dan informasi tersebut terbukti telah mendorong berkembangnya teknologi jaringan telekomunikasi berdasarkan kriteria yang beragam pula, seperti masalah keamanan, keandalan, kecepatan, cakupan, personalitas, portabilitas, dan harga. Maka muncullah teknologi-teknologi seperti IN, ISDN, frame relay, ATM, SDH, HFC, GSM, CDMA, ADSL hingga pada teknologi satelit. Kemudian, teknologi terbaru yang muncul antara lain layanan 3G, Wimax, WIFI, xDSL dan lain-lain.
C. Refleksi Teknologi Informasi Esok
Kemajuan pendidikan menentukan maju tidaknya sebuah bangsa. Itulah konsep yang dipahami hampir seluruh bangsa di berbagai belahan dunia. Sehingga banyak negara yang telah berhasil ‘melompat' melewati berbagai hadangan krisis dan ketertinggalan menempatkan pendidikan sebagai prioritas utama dalam membangun kembali bangsanya. Singapura, Jepang, Thailand, Vietnam, China, Korea Selatan, dan Malaysia adalah beberapa contoh nyata Negara yang memberikan perhatian sangat tinggi terhadap sektor pendidikan. Badai krisis global yang menghantam di tahun 1997 tidak membuat mereka berlama-lama dalam keterpurukan. Dan pendidikan adalah satu kunci utamanya.
Pendidikan -sebagai sebuah proses dalam sebuah bangsa- mengalami perkembangan di berbagai sisi. Sebagai bagian dari budaya -demikian saya menyimpulkan- ia tak lepas dari faktor-faktor yang melingkupinya. Jelas, sistem pendidikan di era tahun 1900-an sangat berbeda dengan sistem pendidikan di era 2000-an seperti sekarang ini. Sebagaimana Tofler menyatakan, telah terjadi pergeseran "Traditional Age" - ditandai dengan tatanan masyarakat agraris- ke "Industrial Age" -antara tahun 1600-an hingga pertengahan 1900-an dan dipicu oleh ditemukannya mesin uap- dan akhirnya " Information Age"-ketika teknologi tinggi mampu memenuhi berbagai kebutuhan manusia-, maka sistem pendidikan mutakhir pada akhirnya bergeser dari paradigma konvensional -dimana man, material, machine, dan money sebagai modal utama- menuju paradigma modern dengan informasi sebagai modal utamanya. Dengan istilah sederhana : siapa yang menguasai informasi maka akan memenangkan kompetisi. Lalu bagaimana dengan pendidikan Indonesia ?
Pendidikan Indonesia
Pendidikan didefinisikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Sementara Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.(UU.No. 20/2003).
Dalam Rencana Strategi Pendidikan Nasional (RENSTRA), kebijakan pokok pendidikan nasional terdiri dari :Pemerataan dan Perluasan Akses, Peningkatan Mutu, Relevansi, dan Daya Saing, serta Penguatan Tata Kelola, Akuntabilitas, dan Citra Publik. Adapun Visi Pendidikan Nasional sebagai berikut: Terwujudnya sistem Pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Sejalan dengan Visi Pendidikan Nasional tersebut, Depdiknas berhasrat untuk pada tahun 2025 menghasilkan: INSAN INDONESIA CERDAS DAN KOMPETITIF (Insan Kamil / Insan Paripurna)
Pemerintah rupanya telah makin menyadari bahwa untuk mewujudkan visi tersebut, satu hal yang mesti diwujudkan adalah masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge based society). Untuk mewujudkannya, pemanfaatan iptek sebagai penggerak utama (prime mover) terus diupayakan dengan memfasilitasi peningkatan indeks pemanfaatan teknologi tersebut. Di sinilah konvergensi IT dan telekomunikasi secara taken for granted diakui mampu memberi peran lebih dalam peningkatan kemajuan pendidikan bangsa.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), adalah produk terbaru pemerintah dalam upaya mempercepat pencapaian tujuan pendidikan. Berbagai pembaharuan dilakukan sebagai respon atas perubahan iklim belajar di era modern. Negara-negara lain telah melakukan revolusi konstruksi sistem belajar sebagai upaya menghasilkan sumber daya manusia yang unggul dan kompetitif dengan memanfaatkan kemajuan dan konvergensi IT dan telekomunikasi, sehingga -meski dapat dikatakan terlambat- pemerintah pun berupaya mengejar ketertinggalan dengan sistem KTSP ini.
Sistem pembelajaran pun perlahan mulai bergeser dari pembelajaran kelas menjadi pembelajaran terbuka. Para guru adalah fasilitator sementara para siswa adalah objek sekaligus subjek sistem belajar itu sendiri. Demokratisasi pendidikan mulai beranjak dari hegemoni guru -sebagai satu-satunya sumber pengajaran- ke berbagai varian sumber sesuai eksplorasi siswa. Dan perkembangan IT dan telekomunikasi pada akhirnya menjadi satu media belajar, subjek sekaligus objek studi yang unlimited, penuh ilmu pengetahuan baru yang belum bisa dilakukan di era sebelumnya. Konvergensi IT dan telekomunikasi pun makin memberi peran bagi proses pembelajaran siswa.
D.Penutup
Dunia pendidikan telah berubah ke arah yang lebih modern seiring dengan perkembangan teknologi, perubahan budaya, dan tuntutan kompetisi global. Pemerintah telah merespon dengan merubah paradigma dan sistem pembelajaran melalui RENSTRA, operator telekomunikasi dan perangkat IT juga melakukan program-program pemanfaatan konvergensi IT dan telekomunikasi bagi pendidikan. Internet adalah satu produk teknologi yang saat ini sangat berperan, digunakan banyak user, sekaligus mampu memberi layanan yang mampu dan akseleratif demi mengejar ketertinggalan dengan bangsa lain.
Teknologi IT dan telekomunikasi, bagaimanapun adalah sebatas media. Yang terpenting adalah bagaimana para manusianya berperan proaktif mendaya-gunakan semua potensinya untukkemajuan dunia pendidikan. Demi kemajuan pendidikan, demi kemajuan bangsa,. Sebagaimana Edwart Teller katakan : ‘Ilmu pengetahuan pada hari ini akan menjadi teknologi hari esok'.
Wacana Filsafat Ilmu II
Jumat, 11 Juni 2010
0 Comments
Langganan:
Posting Komentar (Atom)