Entri Populer

Ontologi Ilmu Pengetahuan II

Jumat, 11 Juni 2010

Ontologi Ilmu Pengetahuan
Sub BAB II


A. System, Struktur dan Susunan Ilmu Pengetahuan
1.Sistem
Sistem didefinisikan oleh Ryans sebagai “any indentifiable assemblage of elements (objects, persons, activities, information records etc) which are interrelated by process or structure and which are presumed to function as an organizational entity in generating an observable (or some times merely inferable)product”.
Dari definisi itu diperoleh pengertian bahwa dalam satu sistem terdapat hal-hal atau faktor-faktor berikut:
a.Ada seperangkat atau serakit elemen tertentu (assemblage of elements).
b.Elemen-elemen itu saling berjalin secara teratur (interrelated).
c.Ada mekanisme keterjalinan antar elemen itu dan merupakan suatu kesatuan organisasi.
d.Kesatuan organisasi itu berfungsi untuk mencapai suatu tujuan.
e.Berfungsinya organisasi itu menghasilkan sesuatu yang dapat diamati dan dipersaksikan (generating an observable product).
2.Struktur
Dalam bahasa Inggris struktur adalah structure dan Structura yang keduanya artinya adalah bangunan susunan. Dan sebutan untuk pandangan, filsafat atau gerakan filsafatnya disebut strukturalisme. Ditinjau dari fungsinya ia juga disebut sebagai Sistem Ilmu. Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik sebuah pengertian dari struktur ilmu yaitu; “Sebuah susunan yang terdiri dari komponen-komponen yang membatasi mekanisme pencarian sebuah kebenaran”.


3.Susunan
Perumusan masalah (berbentuk pertanyaan sebagai pegangan cari data)
Observasi (pengamatan dan pengumpulan data)
Klasifikasi data (berdasarkan jenis, kelas, sifat, ciri dll)
Perumusan pengetahuan (definisi, buat analisis dan sintesis induktif untuk memperoleh generalisasi/kesimpulan umum)
Ramalan (prediksi, menyusun implikasi logis atas gejala yang mungkin masih akan terjadi.
Verifikasi (uji kebenaran hipotesis, kalau tak benar harus diganti, data empiris.

B. Klasifikasi/ jenis Ilmu Pengetahuan dan sifat-sifatnya
1.Beberapa Pandangan Tentang Klasifikasi Ilmu Pengetahuan
Chritian woleff (1679-1674)
Aguste comte (1791-1857)
Karl Raimund Popper
Thomas s. Kuhn
Jurgen Habermas
Surajiyo

C. BATAS-BATAS PENJELAJAHAN/PENGKAJIAN ILMU
Ilmu memulai penjelajahannya pada pengalaman manusia dan berhenti di batas pengalaman manusia. Fungsi ilmu yakni sebagai alat pembantu manusia dalam menanggulangi masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari. Ilmu diharapkan membantu kita memerangi penyakit, membangun jembatan, irigasi, membangkitkan tenaga listrik, mendidik anak, memeratakan pendapatan nasional dan sebagainya. Persoalan mengenai hari kemudian tidak akan kita tanyakan kepada ilmu, melainkan kepada agama, sebab agamalah pengetahuan yang mengkaji masalah-masalah seperti itu.

Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih atas partisipasinya